Teman-teman yang hobi membuat handcraft dari clay tepung mungkin beberapa pernah mengalami masalah clay retak saat kering. Iya enggak sih?
Saya coba berbagi sedikit cerita yah..mudah-mudahan bermanfaat.
Saya temui beberapa hal kritis saat membuat clay dari tepung ini yang mungkin berpengaruh di retak tidaknya clay antara lain:
Formulasi
Formulasi banyak sekali macamnya untuk clay tepung. Saya tidak bisa bilang yang mana yang terbaik, karena itu benar-benar disesuaikan dengan style dan kebutuhan kita.
Selain tergantung jenis bahan (tepung, lem, pengawet, dsb) juga tergantung jumlah atau komposisinya.
Pemilihan jenis bahan juga dituntut konsisten agar hasilnya juga konsisten. Dalam hal ini jika teman-teman sudah merasa cocok dengan merk tertentu dari bahan baku tepung, lem, pengawet, baby oil..kalau bisa jangan diganti kecuali sudah diuji coba terlebih dahulu. Formulasi kurang pas, bisa menyebabkan clay mudah retak.
Pembentukan
Dalam pembentukan clay tepung, kadang lengket di tangan, kemudian biasanya ditambah dengan minyak atau baby oil agar lebih mudah menanganinya. Lengket tidaknya clay sangat dipengaruhi kelembaban udara dalam ruangan tempat bekerja. Dalam udara sangat humid, penambahan minyak kadang dilakukan berulang-ulang. Hati-hati dengan pemakaian minyak ini, kalau terlalu banyak bisa menyebabkan clay retak. Begitupula kalau clay yang sudah mengering dipaksa lunak lagi menggunakan baby oil. Kalau saya lebih baik membuangnya dan ganti adonan baru.
Pengeringan
Sejauh pengalaman saya..(yang ternyata enggak jauh-jauh amat). Pengeringan yang terlalu cepat bisa membuat retak parah terutama untuk bentuk-bentuk yang besar/tebal. Bayangkan saja kalau bagian luar sudah kering sementara bagian dalamnya masih basah..pastilah retak..ya kan? Jadi sabaaaar. Itulah mengapa saya minta waktu yang agak longgar untuk setiap order clay. Diperlukan waktu pengeringan yang panjang sampai berhari-hari untuk mencegah retak ini. Tapi bisa saja pengeringan cepat tak berpengaruh jika bahan bakunya berbeda. Saya juga masih mencoba terus bahan-bahan lain yang paling cocok dengan gaya saya.
Begitu kira-kira teman-teman..semoga ada manfaatnya buat para penghobi clay tepung.
Kalau teman-teman ada pengalaman lain, silakan tinggalkan komentar ya. Hanya komentar sopan, positif serta kritik dan saran membangun yang akan saya tayangkan. Komentar berupa iklan produk, ehmmm..silakan hubungi saya. Saya coba sediakan tempat lain yang lebih pas.Okeh?? :)
Saya coba berbagi sedikit cerita yah..mudah-mudahan bermanfaat.
Saya temui beberapa hal kritis saat membuat clay dari tepung ini yang mungkin berpengaruh di retak tidaknya clay antara lain:
Formulasi
Formulasi banyak sekali macamnya untuk clay tepung. Saya tidak bisa bilang yang mana yang terbaik, karena itu benar-benar disesuaikan dengan style dan kebutuhan kita.
Selain tergantung jenis bahan (tepung, lem, pengawet, dsb) juga tergantung jumlah atau komposisinya.
Pemilihan jenis bahan juga dituntut konsisten agar hasilnya juga konsisten. Dalam hal ini jika teman-teman sudah merasa cocok dengan merk tertentu dari bahan baku tepung, lem, pengawet, baby oil..kalau bisa jangan diganti kecuali sudah diuji coba terlebih dahulu. Formulasi kurang pas, bisa menyebabkan clay mudah retak.
Pembentukan
Dalam pembentukan clay tepung, kadang lengket di tangan, kemudian biasanya ditambah dengan minyak atau baby oil agar lebih mudah menanganinya. Lengket tidaknya clay sangat dipengaruhi kelembaban udara dalam ruangan tempat bekerja. Dalam udara sangat humid, penambahan minyak kadang dilakukan berulang-ulang. Hati-hati dengan pemakaian minyak ini, kalau terlalu banyak bisa menyebabkan clay retak. Begitupula kalau clay yang sudah mengering dipaksa lunak lagi menggunakan baby oil. Kalau saya lebih baik membuangnya dan ganti adonan baru.
Pengeringan
Sejauh pengalaman saya..(yang ternyata enggak jauh-jauh amat). Pengeringan yang terlalu cepat bisa membuat retak parah terutama untuk bentuk-bentuk yang besar/tebal. Bayangkan saja kalau bagian luar sudah kering sementara bagian dalamnya masih basah..pastilah retak..ya kan? Jadi sabaaaar. Itulah mengapa saya minta waktu yang agak longgar untuk setiap order clay. Diperlukan waktu pengeringan yang panjang sampai berhari-hari untuk mencegah retak ini. Tapi bisa saja pengeringan cepat tak berpengaruh jika bahan bakunya berbeda. Saya juga masih mencoba terus bahan-bahan lain yang paling cocok dengan gaya saya.
Begitu kira-kira teman-teman..semoga ada manfaatnya buat para penghobi clay tepung.
Kalau teman-teman ada pengalaman lain, silakan tinggalkan komentar ya. Hanya komentar sopan, positif serta kritik dan saran membangun yang akan saya tayangkan. Komentar berupa iklan produk, ehmmm..silakan hubungi saya. Saya coba sediakan tempat lain yang lebih pas.Okeh?? :)
4 komentar:
Saya adalah penggemar kreasi clay yg sering membuat kerajinan clay.
Saya sudah berkali-kali membuat adonan clay. Adonannya bagus, lentur & tahan lama. Sehingga kreasi clay yg dihasilkanpun juga memuaskan.
Tapi akhir-akhir ini saya gagal melulu. Adonan clay saya jadi berair, mudah patah & tidak lentur, sehingga sulit membuat bentuk yg kecil2. Saya sudah berusaha utk tepat dalam pengukuran bahan2 baku, tapi tetap gagal terus menerus.
Sampai saya menduga kegagalan ini mungkin akibat kelembaban udara, dan terpaksa menyerah untuk stop dulu membuat clay. Saat membaca tips dari DNclays saya jadi bertanya-tanya apa benar ada pengaruh dari kelembaban udara di sekitar ruang pengerjaan?
Dan yang terpenting bagaimana mengatasinya?
Bagaimana pula mengetahui kapan kelembaban udara di sekitar kita aman untuk membuat adonan clay?
Saya sangat berterima kasih jika Anda mau sharing tentang hal ini.
Hai Mbak Sri Redjeki..maaf ya lambat sekali saya menjawabnya.
Iya, ada pengaruhnya. Jika kelembaban tinggi, itu artinya banyak uap-uap air di udara.
Jika membuat adonan saat kelembaban udara sedang tinggi maka uap air itu bisa terjebak di dlm adonan dan membuat adonan lembek serta berair, meskipun kita tidak menambahkan air sedikit pun dengan sengaja.
Saya pakai feeling. Kalau terlampau lembab (gerah udaranya, awan tebal, kabut, hujan, dsb), saya nyalakan AC agar udara sedikit kering. Atau jika tidak memungkinkan saya tunda prosesnya. Menunggu cuaca sedikit ramah. Biasanya pagi hari sekitar jam 8-10 paling enak untuk bikin adonan. Tapi kelembaban udara ini tergantung pula dimana kita bertempat tinggal.
Pagis sist, informasi ini sangat bermanfaat, baru satu bulan ini saya sedang belajar Clay jd masih banyak hambatan yang harus di cari solusinya. Saya ijin share info ini ya. Terima kasih
Posting Komentar